Sabtu, 27 Juni 2009

SCIENCE YANG MENDASARI KISAH FIKSI ILMIAH

Hal yang “Tidak Mungkin” adalah Relatif

Apabila kita memandang kejadian-kejadian di alam ini, kita dapat mempelajari bahwa seringkali hal yang “Tidak Mungkin” adalah terminologi yang relative. Kita ingat ketika mempelajari Geografi di Sekolah Menengah Tingkat Atas, kita amati bahwa bentuk garis pantai Amerika Selatan dapat di cocokkan dengan bentuk kontur pantai Afrika. Bukankah suatu kebetulan yang sangat aneh, bahwa bentuk pantai kedua benua tersebut dapat disatukan bagaikan sebuah puzzle? Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa ada kemungkinan kedua benua tersebut pernah dalam suatu masa adalah satu bagian benua. Beberapa orang mengatakan hal itu adalah kebodohan, adalah tidak mungkin ada suatu kekuatan sangat dahsyat yang dapat memisahkan dua buah lempeng benua. Sebuah pemikiran yang tidak mungkin, menurut beberapa ahli.

Kemudian kita juga mempelajari tentang dinosaurus. Bukankah hal yang aneh, guru-guru kita mengatakan bahwa dinosaurus pernah mendominasi Bumi selama jutaan tahun, dan kemudian mendadak kemudian mereka hilang, punah begitu saja? Tiada satu orang pun yang tahu kenapa mereka semua punah. Beberapa paleontologist berpikir bahwa mungkin saja meteor dari luar angkasa telah membunuh mereka semua; namun itu adalah mustahil, lebih mungkin itu terjadi dalam kisah Fiksi Ilmiah.

Kini kita dapat mengetahui bahwa melalui gerakan tektonik bumi, lempeng-lempeng benua memang bergerak. Diperkirakan 65 juta tahun yang lalu sebuah meteor yang sangat besar, diperkirakan ukurannya berdiameter +/- 10 Km menghantam permukaan bumi dalam kecepatan sangat tinggi sehingga memusnahkan semua mahluk hidup diatas permukaan bumi. Apabila semua hal yang dirasakan tidak mungkin mulai dicoba dilihat dari sisi ilmiah, maka banyak hal yang tadinya kita anggap tidak mungkin mulai dapat di jelaskan secara ilmiah. Jadi, mungkinkah suatu saat kita dapat melakukan teleport atas diri kita dari satu tempat ke tempat lain, atau membangun pesawat jelajah luar angkasa yang suatu saat dapat membawa kita jutaan tahun cahaya menuju bintang-bintang?

Secara normal, rata-rata orang akan berkata hal-hal tersebut diatas adalah tidak mungkin. Mungkinkah teknologi teleport dan jelajah bintang dapat terwujud dalam beberapa abad mendatang? Ketika teknologi peradaban kita telah memungkinkan untuk hal itu? Dengan kata lain, jika kita bisa bertemu dengan peradaban yang memiliki peradaban jutaan tahun lebih maju dari kita, mungkin saja nanti kita akan melihat teknologi sehari-hari yang mereka gunakan nampak bagaikan “magic” / “sihir” bagi kita? Inilah pertanyaan yang patut kita pikirkan secara ilmiah, jika sesuatu hal adalah “tidak mungkin” hari ini, akankah hal itu tetap tidak mungkin ber-abad abad atau jutaan tahun di masa mendatang?

Dengan adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan penelitian beberapa abad terakhir ini, terutama dengan pengembangan teori fisika kuantum dan relativitas umum, saat ini kita melihat adalah memungkinkan untuk memperkirakan kapan, jika dapat, beberapa dari teknologi yang fantastis ini mungkin dapat diwujudkan. Dengan kemungkinan penemuan serta kreasi teori yang akan datang dan lebih maju, bahkan konsep-konsep yang terdapat dalam fiksi ilmiah, seperti misalnya perjalanan dalam kecepatan cahaya dan parallel universe, saat ini mulai di evaluasi ulang kemungkinannya oleh para ahli Fisika.

Coba kita pikirkan saat 150 tahun yang lalu, banyak kemajuan teknologi saat ini yang dikatakan “tidak mungkin” oleh para ilmuwan pada saat itu. Namun dengan kemajuan teknologi masa kini, hal-hal yang dulu disebut “tidak mungkin” kini telah menjadi barang-barang yang kita gunakan sehari-hari. Jules Verne menulis di novelnya di tahun 1863, berjudul Paris in the Twentieth Century, yang mana disimpan dan dilupakan selama berabad-abad, sampai kemudian secara tidak sengaja ditemukan oleh cicitnya dan dipublikasikan pertama kali tahun 1994. Dalam novel itu Verne memprediksikan seperti apa rupa kota Paris di tahun 1960. Novelnya penuh terisi dengan teknologi yang jelas-jelas dikatakan sebagai hal yang tidak mungkin di abad ke 19, termasuk diantaranya personal computer, mesin faksimili, jejaring/network komunikasi global, gedung-gedung pencakar langit berlapis kaca, mobil bertenaga gas dan kereta penumpang berkecepatan tinggi.

Tidak mengejutkan, Verne dapat membuat prediksi yang sangat akurat sebab ia telah dibesarkan di lingkungan para ilmuwan, dan membiasakan diri untuk berpikir secara ilmiah sebagaimana para ilmuwan disekitarnya. Penghargaannya yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan membuatnya mampu berpikir untuk membuat prediksi masa mendatang secara ilmiah.

Menyedihkan, beberapa ilmuwan besar abad 19 bersifat oposisi terhadapnya dan mengatakan bahwa apa yang dikemukan Verne sangat tidak mungkin. Lord Calvin, mungkin adalah ahli Fisika di era Victoria (ia dikuburkan disamping Isaac Newton di Westminster Abbey) yang paling menentang logika Verne. Ia mengatakan bahwa benda yang “lebih berat daripada udara”, seperti pesawat terbang atau roket adalah tidak mungkin diwujudkan. Lord Rutherford, yang menemukan nucleus atom mengatakan tidak mungkin diciptakan teknologi bom atom. Pikirkanlah bagaimana fantastisnya teknologi masa kini seperti televisi, computer dan internet sebagai penemuan-penemuan besar abad ke 20.

Belum lama ini lubang hitam hampir digolongkan sebagai fiksi belaka. Einstein sendiri pernah menulis di sebuah Koran di tahun 1939 bahwa lubang hitam tidak mungkin ada. Namun teknologi teleskop luar angkasa Hubble dan teleskop Chandra X-ray ternyata telah menemukan ribuan lubang hitam tersebar di semesta alam raya.

Alasan dari teknologi canggih tersebut diatas dikatakan tidak mungkin karena hukum dasar Fisika dan Ilmu Pengetahuan di abad ke 19 dan di abad ke 20 belum dapat dipahami untuk membuat peralatan-peralatan yang menggunakan teknologi yang ada dimasa kini. Dengan adanya kesenjangan yang sangat besar atas pemahaman ilmiah pada masanya, khususnya mengenai ilmu teknologi atom, tidak mengherankan kemajuan teknologi masa kini, dulu dikatakan sebagai hal yang “tidak mungkin”.


MEMPELAJARI HAL YANG TIDAK MUNGKIN

Ironisnya, penelitian atas hal-hal yang tidak mungkin telah terbukti banyak membuka dimensi-dimensi dan pembuktian teori ilmiah baru. Selama berabad-abad pencarian teknologi ‘mesin penggerak perpetual’ telah menjadi pembuka bagi teori konversi energi dan tiga hukum dasar termodinamika. Inilah yang menjadi dasar fondasi bagi penemuan mesin bertenaga uap, abad teknologi mesin serta abad penemuan teknologi industri modern.

Di akhir abad ke 19, para ilmuwan mengatakan “tidak mungkin” bahwa planet bumi berusia milyaran tahun. Lord Kelvin mengatakan bahwa dari usia pembekuan bumi, diperkirakan hanya berusia sekitar 20 sampai 40 juta tahun, hal ini kontradiksi dengan para ahli geologi dan penganut paham Darwin yang mengatakan bahwa mungkin planet bumi berusia milyaran tahun. Ketidak mungkinan itu kemudian dapat dibuktikan dengan penemuan kekuatan teknologi nuklir oleh Madame Curie dan yang lain-lainnya menunjukkan bagaimana inti Bumi digerakkan dengan pemanasan radioaktif, memungkinkan bahwa inti bumi tetap berupa inti bumi yang cari dan panas selama milyaran tahun.

Di tahun 1920-an dan 1930-an Robert Goddard, penemu teknologi modern menjadi sasaran kritik-kritik tajam dari para penganut paham yang mengatakan bahwa roket tidak mungkin dapat menjelajahi angkasa luar. Di tahun 1921 editor harian the New York Times berpolemik melawan karya ilmiah Dr. Goddard. Sang Editor mengatakan bahwa teknologi roket tidak mungkin dilakukan karena di angkasa luar tidak terdapat udara sebagai tumpuan daya dorong pesawat. Menyedihkan, justru salah satu pemimpin kontroversial, Adolf Hitler, memahami karya Goddard dan mengimplementasikannya. Selama perang dunia ke II, Jerman telah menemukan teknologi roket V-2 yang membawa kematian dan kehancuran bagi kota London.

Mempelajari hal-hal yang ‘tidak mungkin’ dapat memungkinkan berubahnya wajah dan sejarah dunia. Para ilmuwan dunia mengatakan di tahun 1930-an bahwa teknologi bom atom termasuk hal yang ‘mustahil’ diwujudkan. Para ahli Fisika mengetahui bahwa ada suatu energi yang sangat besar tersimpan jauh di dalam inti nucleus atom, berdasarkan teori Einstein yaitu E=mc2 namun energi yang dilepaskan oleh sebuah nucleus tunggal sangat tidak signifikan untuk dipertimbangkan. Namun Fisikawan atom Leo Sziliard yang mengingat pernah membaca novel Fiksi Ilmiah karya H.G. Wells di tahun 1914 yang berjudul, The World Set Free: dimana Wells memprediksikan pengembangan dari teknologi bom atom. Dalam buku tersebut diprediksikan bahwa pengembangan teknologi bom atom dapat dipecahkan oleh para ahli Fisika di tahun 1933. Dan secara kebetulan, Szilard dicerahkan oleh karya ini tahun 1932. Dicetuskan oleh sebuah ide dalam sebuah karya Fiksi Ilmiah, dan di tahun 1933, secara tepat di perkirakan oleh Wells sejak dua dekade sebelumnya, ia telah merujuk pada suatu ide yang melipatgadakan kekuatan energi dari sebuah atom melalui reaksi berantai. Melalui reaksi berantai ini energi yang terlepas dari sebuah nucleus tunggal uranium dapat diperbesar dan melepaskan triliunan energi berlipat kali ganda. Szilard kemudian kemudian melakukan serangkaian pendekatan dan experimen-experimen serta negosiasi rahasia antara Einstein dan Presiden Franklin Roosevelt, yang kemudian mengarahkan ke Project Manhattan. Dari proyek ini kemudian dibuatlah bom atom.

Waktu berjalan dan berkali-kali kita melihat berbagai pembuktian bahwa dengan mempelajari hal-hal yang ‘tidak mungkin’ dapat membantu Ilmuwan mengarah kepada penemuan baru, mendorong batasan-batasan tradisional ilmu Fisika dan mendorong para ilmuwan mendefiniskan ulang teori-teori ilmiah atas apa-apa yang sebelumnya mereka katakan semula sebagai hal yang “tidak mungkin”.

Banyak ahli Fisika merujuk kepada dictum karya T.H. White, yang menuliskan karya The Once and Future King, “Anything that is not forbidden, is mandatory!”, dalam Fisika kita menemukan kenyataan ini dari waktu ke waktu. Kecuali bahwa ada suatu hukum fisika yang secara nyata dan jelas menyatakan kemustahilan sebuah fenomena, kita dapat menemukan bahwa hal ini dapat diwujudkan. Dengan mendorong usaha mereka se-optimal mungkin telah mendorong para ahli Fisika menemukan hukum-hukum Fisika baru secara tidak terduga.

Oleh karena itu kita harus melihat bahwa teknologi-teknologi yang dipertimbangkan sebagai “tidak mungkin” pada hari ini, akan bisa ada kemungkinan bahwa dalam hitungan dekade atau abad-abad mendatang menjadi sebuah teknologi yang sangat umum dipakai di masyarakat sehari-hari.

Hal-hal yang semula dianggap sebagai teknologi yang “tidak mungkin” saat ini mulai terbukti sebagai hal yang mungkin: perwujudan teknologi teleportasi (setidaknya dalam level atom). Bahkan beberapa tahun yang lalu para ahli Fisika masih berkata bahwa mengirimkan obyek dari satu tempat ke tempat lain dalam teknologi teleportasi melawan hukum Fisika Quantum. Penulis dari serial TV Star Trek The Original Series memakai ide teknologi ini sebagai perpindahan obyek jarak yang sangat berjauhan dalam waktu yang sangat singkat. Saat ini, melalui penemuan-penemuan baru, para ahli Fisika modern telah mampu melakukan teleport atom-atom bergerak ke ruangan yang berbeda. Hal yang paling sederhana yang sangat umum kita pakai saat ini, yaitu teknologi telepon selular atau handphone. Diawal tahun 1960-an, teknologi ini dianggap suatu fiksi belaka ketika Captain Kirk menggunakan alat komunikasi telepon selular di film TV Star Trek The Original Series di tahun 1966. Namun kita dapat melihat saat ini hampir semua orang dari dewasa sampai remaja dengan sangat fasih menggunakan Handphone / telepon seluler dengan sangat umum di masyarakat; suatu teknologi yang dianggap hanya khayalan semata di tahun 1960-an. Banyak hal-hal yang beberapa dekade yang lalu dianggap “tidak mungkin” kini mulai banyak diwujudkan oleh para ilmuwan.

Bukanlah suatu hal yang “tidak mungkin” apabila para ilmuwan tergerak menyelidiki banyak hal-hal yang dapat dibuktikan dengan hukum Fisika dan teknologi modern untuk dapat diwujudkan menjadi sebuah teknologi terapan yang akan umum digunakan oleh masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu penggerak atau motivasi dari rekan-rekan yang tergabung dalam komunitas Indo-Startrek untuk menerbitkan Buku Kumpulan Cerpen Fiksi Ilmiah SciFi 1.0, dengan tujuan menggerakkan kecintaan kaum generasi muda bangsa Indonesia agar mencintai hal-hal yang berbau ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, untuk membuka gerbang masa depan negara Indonesia menjadi negara maju dalam hal teknologi. Bukan hal yang mustahil, bila masyarakat kita mencintai ilmu pengetahuan dan pola berpikir ilmiah, bangsa Indonesia akan bisa muncul menjadi salah satu negara adi daya di abad mendatang. Dengan adanya kecintaan kepada ilmu pengetahuan dan pembaharuan berbagai sumber daya, diharapkan beberapa dekade mendatang muncul para ilmuwan terkemuka dari bangsa Indonesia yang mempelopori penemuan-penemuan baru serta teknologi-teknologi terapan baru bagi kesejahteraan umat manusia. Bangsa Indonesia harus menyadari bahwa kekayaan sumber daya alam yang kita miliki sekarang tidaklah tanpa batas. Dari sekarang kita harus mulai berpikir secara ilmiah, bagaimana kita menciptakan teknologi ramah lingkungan dan memperbaharui sumber daya yang ada. Majulah Ilmu Pengetahuan di Indonesia, dan jayalah selalu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar