Ada dua hal yang ingin saya angkat dalam tulisan kali ini, yaitu:
1. Kesadaran diri, dimana kita memandang diri kita berada di dunia ini memiliki suatu 'purpose' suatu tujuan, suatu misi, yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa, yang harus kita jalankan sebaik-baiknya. Dalam ucapan Mr. Spock ini: "THE NEEDS OF THE MANY OUT WEIGH THE NEEDS OF THE FEW, OR THE ONE.." melukiskan betapa kepentingan diri sendiri, atau golongan, harus dilihat dari 'helicopter view' dalam kerangka demi menyelamatkan kepentingan banyak orang.
2. Leadership sejati yang ditunjukkan oleh Captain James T. Kirk kepada para anak buahnya. Kepemimpinan yang di contohkannya bukanlah kepemimpinan yang represif dan tangan besi, namun ia mendapatkan kesetiaan dari orang-orang yang dipimpinnya sampai titik darah mereka yang penghabisan. Mereka respect, menghormatinya, namun disaat yang sama mereka memanggil pimpinan mereka itu sebagai SAHABAT.
Spock to Kirk: "I have been... and always shall be... your friend. [holds up his hand in the Vulcan salute] Live long... and prosper.."
Saat ini bangsa Indonesia sedang memasuki masa persiapan kampanye-kampanye Pemilu di tahun 2009, dimulai dengan rangkaian pesan-pesan para caleg dengan poster-poster yang memenuhi hampir semua sudut jalan namun nihil pesan visi dan misi. Koran-koran dan media tv serta radio juga mulai dipenuhi dengan iklan-iklan caleg dan calon presiden. Visi apakah yang mereka tawarkan kepada rakyat Indonesia? Solusi apakah yang mereka tawarkan atas krisis yang melanda negeri ini? Di satu sisi ribuan orang di PHK karena pabrik dan kantor mereka tutup atau kehilangan klien dan pekerjaan. Di sisi lain, mall-mall baru dengan barang-barang super mahal menyerbu kota besar, dan pembeli-pembelinya masih ada. Rekan saya penjual asuransi mengatakan, setiap bulan masih ada orang-orang membeli polis baru senilai puluhan juta.., para caleg dan partai politik mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk dana iklan, kampanye, dan lain sebagainya...jadi..negara kita ini sedang krisis atau tidak? Ataukah sense of crisis ini yang tidak ada?
Dibeberapa daerah, terjadi perpecahan dan kekerasan konflik horisontal antara golongan masyarakat. Konflik yang disebabkan karena berbeda pandangan politik, konflik karena berbeda agama, konlfik antara pemeluk agama yang sama namun berbeda pemahaman, konflik karena perebutan lahan, penggusuran pasar, dan sejenisnya. Apakah negara kita ini damai? Damai dari segi apa?
Kedamaian dan Kebersamaan yang ada dalam masyarakat kita ini ternyata semu dan seperti api dalam sekam. Masing-masing golongan masih saling mencurigai golongan masyarakat yang lain yang berbeda pandangan dengan dirinya atau golongannya. Perbedaan agama dan perbedaan pandangan dijadikan legalisasi melakukan kekerasan terhadap sesama. Surat Keputusan Menteri dijadikan dasar legalisasi tindakan kekerasan pembakaran dan perusakan gedung ibadah apabila tidak ada persetujuan dari sekelompok masyarakat di sekitarnya. Damai?..dalam konteks apa? Kebersamaan?..dalam konteks yang bagaimana? Negara di satu sisi, terkesan tidak perduli dan tidak mau ikut campur melindungi golongan yang berbeda-beda di masyarakat yang dalam UUD 1945 memiliki hak yang sama dan setara. Pemimpin-Pemimpin yang ada biasanya enggan turut bicara dalam masalah konflik horisontal seperti ini.
Yang terjadi adalah orang melihat hanya dari segi kepentingan partai politiknya sendiri, apakah menguntungkan atau tidak.
Melihat ironi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, teman saya Bobby Andre Andhara berkomentar di FB saya sebagai berikut:
1. Sudut pandang. Kalau jaman kita ini, sudut pandang itu sempit. masyarakat berpikir dan bertindak secara berkotak2. Biasanya akan terlontar kalimat: "itu urusan elo, itu partai elo, golongan elo, ras elo, agama elo dll" dan perbedaan itu menjadi dasar untuk membuat sebuah pemisahan, perpecahan.
Sedangkan dalam dunia yang diajarkan dalam Star Trek bukannya hanya global sudut pandangnya, tapi men-"semesta". Kita disadarkan bahwa kita adalah salah satu mahluk penghuni alam semesta, dimana bentuk kehidupan di alam semesta ini buanyak banget ragamnya... Read More..: Shingga kita dikondisikan untuk bukan hanya bisa get along with many different kind of people, tapi juga many different kind of life..
2. Mengabdi pada ilmu pengetahuan. Jaman sekarang kebanyakan dari kita mengabdi hanya pada duit. Alam lingkungan di korbankan untuk menjadi duit. Pohon ditebang, tanah resapan dijadikan mall mewah, akibatnya....banjir, tanah longsor,..dan berbagai kerusakan lainnya. Saat ini di masyarakat kita yang jago dagang lebih dihargai daripada ilmu pengetahuan. Tapi susah emang.. bnyk org blg utopia bgt ya, itu bs terjadi klo kemiskinan dah gak ada lagi di muka bumi3. Sadar bahwa terdapat jutaan jenis mahluk hidup di semesta yang jauh lebih superior dari manusia. jauh lbh pinter, jauh lbh kuat, jauh lbh jahat, dll. makanya manusia gak bisa sombong di star trek.
Rekan saya Eri berkomentar di FB wall saya sbb:
"Yang pasti, karena nilai2 Star Trek ini lah gw jadi sangat perduli dengan planet ini dan kemanusiaan. gw join dan aktif berdonasi di Greenpeace, WWF dan UNICEF semua itu karena Star Trek. Gw pingin masa depan yang sempurna terwujud. gw pinign selalu aktif dan terjun langsung dalam menolong planet ini. Support Energy [R]... Read More: evolution now! ini adalah motto gw.
My next car will be hybrid! my next house will be Solar-based energy house, and Cradle-to-Cradle concept house.
Star Trek is my way of life!ini blog yang gw persembahkan untuk human and earth: http://www.human-earth.blogspot.com/
We are the human of earth. we are human earth"
Para Pemimpin sekarang harus menyadarkan masyarakat bahwa kita adalah bagian dari Bumi ini, dan kita harus melestarikan kehidupan di Bumi ini demi masa depan kita dan anak cucu kita di masa depan.
Para Pemimpin, jika ingin mendapatkan loyalitas, penghormatan dan pengakuan dari para bawahannya, jangan memanipulasi anak buah. "Be a sincere servant leader", itu kuncinya. Berpikir demi kemakmuran rakyat, demi keselamatan dan keutuhan bangsa, dan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Menaruh kekuatan, keutuhan dan kehormatan nama Bangsa Indonesia lebih dari sekedar kepopuleran diri sendiri. Jadilah pemimpin yang mengayomi, pemimpin yang memiliki visi masa depan, pemimpin yang mengetahui prinsip kebenaran dan berani menyuarakan kebenaran, dan menjadi contoh teladan dalam setiap segi kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar