Minggu, 31 Januari 2010

KURANGI EMISI GAS BUANG EFEK RUMAH KACA

STAR TREK bukan hanya mengajarkan filosofi perdamaian universal, namun juga mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup. Seorang pencinta STAR TREK yang memahami filosofi nilai-2 film2 STAR TREK pastilah memperjuangkan pelestarian alam lingkungan hidup.

Dari hasil Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen Desember 2009 lalu, Susilo Bambang Yudhoyono komit bahwa hingga th. 2020 mendatang Indonesia akan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 26%. Hal itulah yang kini dipertanyakan oleh Greenpeace.

Diwakili oleh juru kampanye Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar, Greenpeace menilai hingga saat ini belum ada pergerakan yang berarti dari SBY untuk merealisasikan komitmen itu. Bahkan untuk melaksanakan Keppres yang sudah dikeluarkan yaitu No 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, khususnya perlindungan lahan gambut sebagai salah satu faktor pengurang gas emisi juga belum kelihatan riaknya.

Pembiaran perluasan perkebunan kelapa sawit serta masih maraknya perusahaan Pulp n Paper di kawasan Semenanjung Kampar Riau menjadi contoh belum seriusnya pemerintah menangani masalah ini. Padahal laporan kinerja atas upaya kongkrit Pemerintah harus sudah dilaporkan akhir Januari 2010 ini.

Menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah khususnya Menteri Kehutanan untuk segera bertindak cepat menahan laju deforestasi dan penghancuran lahan gambut yang jika tak dicegah, diperkirakan bisa menyumbang sebesar 80% gas emisi.

Cabut ijin yang sudah keluar dan tolak ijin yang masuk untuk segala aktifitas di lahan gambut adalah cara yang paling cepat dan efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar